Gandustv.com, Palembang – Era digitaliasi membawa masyarakat menuju era masyarakat digital. Untuk itu masyarakat dituntut untuk lebih pintar dan lebih cerdas.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kota Palembang yang digelar, Selasa (28/9) pukul 09.00 dengan tema “Masyarakat Digital Yang Pintar” kali ini menghadirkan narasumber antara lain Dr. Nendar Herdianto, S.Si, M.Si (Perekayasa Teknologi BRIN), Fadli Afriadi SP, MM (Pembelajar, Trainer ,Konsultan, dan Entrepreneur), Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama RM. Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn. (Ketua IPPAT Palembang dan Pemerhati Budaya Sumatera Selatan) dan Hj. Maryati, S.Pd., M.M. (Kepala SMA Negeri 8 Palembang) dengan moderator Hikmatun Hasanah.
Webinar ini dibuka moderator dengan dilanjutkan menayangkan Lagu Indonesia Raya yang diikuti semua peserta webinar. Selanjutnya dengan penayangan video keynote speech yaitu Semuel A Pangerapan, Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kemenkominfo RI.
Lantas keynote speech kedua disampaikan Wali Kota Palembang H Harnojoyo yang mengapresiasi penyelenggaraan webinar tersebut.
Tak lupa, key opinion leader Chika Audhika pun menyemarakkan suasana dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya baik sebagai Co-Founder & CMO of Bicara Project.
Dr. Nendar Herdianto, S.Si, M.Si (Perekayasa Teknologi BRIN) pada kesempatan ini memaparkan tentang data pengguna internet di Indonesia. Rentang waktu 13 jam 14 menit waktu per hari yang dipergunakan tiap individu di Indonesia. Era perubahan saat ini disebutkan narsum dengan perlu persiapan di antaranya perlu adanya mainset baru. “Jangan lagi berpikir di era digital harus mengikuti perkembangan tapi dengan pembekalan pengetahuan dulu tentang itu.
Selanjutnya ada perubahan perilaku sebelum berkecimpung di dunia digital. Berlakukan diri dengan perilaku yang bijak. Selanjutnya perlu adanya literasi digital. Acara webinar ini sangat bermanfaat dalam rangka pengayaan diri tentang literasi digital,” ujarnya.
Selanjutnya narsum menyarankan agar kita perlu meningkatkan soft skill, kreativity dan beberapa hal lain sebagai syarat yang diperlukan di era digital ini. Ada skill yang diperlukan namun di sisi lain ada juga skill yang berkurang, ini perlu diikuti dan diperlukan ke depan sebagai persiapan sebelum bergelut di dunia digital.
Nendar juga memaparkan peluang-peluang pekerjaan yang bakal cerah prospek ke depan (2021) dibutuhkan berbagai perusahaan. Digital marketing itu menjadi yang pertama dalam data yang dipaparkannya. Terkait profesi yang dibutuhkan di depan juga dipaparkan narasumber yang mendapat kesempatan pertama ini.
Fadli Afriadi SP, MM (Pembelajar, Trainer ,Konsultan, dan Entrepreneur) yang memaparkan tentang Digital Safety. Alumni IPB sebagai konsultan, entrepreneur tinggal di Bogor. Ada kedai ole-ole khas Bogor. “Jika bicara tentang digital maka sama dengan bicara di dunia nyata. Ada risiko selain yang indah dan bagus, juga ada semak belukarnya,” ujarnya memulai pembicaraan.
Berita hoaks bisa dicek dengan beberapa langkah misalnya dengan mengeceknya. Ujaran kebencian juga jangan dishare apalagi dengan pornografi. “Katakan tidak jika menerima link pornografi, hoaks, ujaran kebencian. Jangan disimpan, jangan dishare dan langsung laporkan. Agar aman berdigital jangan sembarang menerima informasi di dunia digital,” ujarnya.
Narsum yang dengan suara lantang, memberikan tips. Misalnya jangan terpancing hanya baca judul langsung langsung posting. Saring dulu sebelum sharing. Objektif dan sopan santun di dunia digital sangat diperlukan. “Ayo berteman di medsos tapi cari yang bermanfaat dan positif,” katanya.
Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama RM. Fauwaz Diradja, S.H., M.Kn. (Ketua IPPAT Palembang dan Pemerhati Budaya Sumatera Selatan) yang menjadi pembicara ketiga kali ini selama 20 menit tentang berbagai hal. Didahului dengan definisi keterampilan digital secara harfiah.
Di era digital harus mulai melatih keterampila untuk menjadi masyarakat yang cerdas digital. Ada 4 kategori yang dipaparkan SMB yang harus dimiliki seseorang untuk terampil basic.
“Interpersonal skill atau kemampuan berkomunikasi juga diperlu dimiliki di dunia digital untuk menjadi sebuah kemampuan berselancar di dunia digital. Jadi ketika akan masuk ke dunia digital kita harus perlu dulu ada keterampilan tentang dunia digital itu,” katanya.
Selain itu, jejak digital sebagai sesuatu yang berbahaya disebutkan SMB bisa menjadi pisau. “Bisa untuk bermanfaat namun bisa juga untuk membunuh. Jadi perlu waspada terhadap alat-alat digital,” katanya.
SMB juga memaparkan tentang definisi budaya. Menurutnya, sekarang kita sudah beralih ke budaya digital. Teknologi canggij terbaru di zaman sekarang namun di zaman dulu ada yang mewakili seperti bahasa dan sebagainya. Segala sesuatu yang dikerjakan dan dilakukan secara bersama-sama sehingga membentuk suatu kelompok atau komunitas tertentu.
“Nilai-nilai budaya lokal jangan dilupakan untuk bermain di era digital saat ini. Ketika kita sedang bermain dengan teknologi kita perhatikan juga adatbudaya, moral dan beberapa hal. Jangan sampai kita terjebak dengan arus-arus digital sekarang. Prank lucu-lucu tapi berbau agama maka ini perlu diperhatikan karena berdampak negatif,” ujar SMB.
SMB juga menganjurkan agar memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal sebagai sebuah bentuk kepedulian terhadap warisan leluhur. “Manfaat memiliki keterampilan budaya digital di antaranya cepat berinovasi, membina relasi, memiliki wawasan kebangsaan untuk memajukan bangsa, modal utama mencapai Indonesia maju. Selain itu, memiliki kemampuan (skill) dan memiliki nilai daya saing tinggi,” katanya.
Selanjutnya narsum ke4 Hj. Maryati, S.Pd., M.M. (Kepala SMA Negeri 8 Palembang). Maryati membawakan materi dengan tema “Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar”. Selama lebih kurang 20 menit Maryati memulai pemaparan tentang perkenalan data diri. Riwayat pendidikan sebagai seorang pendidik atau guru di beberapa wilayah seperti di Tanjung Batu dan saat ini sebagai Kepsek SMAN 8 Palembang. Sejak 1990 menjadi guru.
Pengertian digital disebutkan Maryati dengan asal kata digital dari bahasa Yunani. Selanjutnya, masyarakat digital.”Peringatan yang sangat penting. Dulu, mulutmu adalah harimaumu. Sekarang, jari jemari mu adalah harimaumu. Sekali tekan dengan jari jemari, banyak sekali dampaknya. Maka pesan saya mari kita kendalikan jari jemari supaya tidak mencelakakan diri kita,” ujarnya seraya menambahkan ada 4 pilar digital yaitu digital skill, digital budaya, digital etika dan digital safety yaitu sehat dan melindungi diri sendiri. “Ikuti aturan 4 pilar ini, jangan sampai kita langgar,” katanya.
Ada persyaratan menjadi masyarakat digital yang pintar di antaranya selalu mengecek kebenaran atau fakta dari informasi yang diterima sebelum disebar-luaskan. Selanjutnya, selalu memilih kata-kata yang baik, yang tidak mengejek atau menghina orang lain dan tidak memancing keributan.
Tips bagaimana supaya tidak tertipu di dunia digital. Maryati menyebutkan di antaranya jangan mudah memberikan data pribadi saat melakukan aktivitas digital. Selanjutnya, Data kependudukan (KTP), nomor telepon, email, alamat kerja/alamat rumah dan nama ibu kandung. “Semua ini sifatnya pribadi dan sangat riskan untuk disalahgunakan oknum,” ujarnya.
Lebih lanjut dalam sesi tanya jawab, moderator mempersilakan empat penanya terpilih untuk menyampaikan pertanyaan secara langsung kepada keempat narasumber secara berurutan. Karena antusias peserta cukup tinggi untuk bertanya, moderator juga memilih enam penanya lagi untuk berkesempatan mendapat hadiah langsung berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp 100 ribu.
Suryati Ali selaku Runner Literasi Digital wilayah Palembang Sumsel membenarkan bahwa webinar yang digelar Kemenkominfo RI bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel diikuti secara daring oleh 1219 orang peserta dari mahasiswa dan pelajar.
Untuk webinar selanjutnya imbuh Suryati, diselenggarakan Kamis, 30 September 2021 pukul 09.00 -12.00 dengan tema Bangun Masyarakat Digital Berbudaya Indonesia yang menghadirkan narasumbe di antaranya Dr. Gushevinalti, M.Si (Dosen Ilmu Komunikasi dan Penggiat Literasi Digital), Fitri Khusyu Aini, PhD (Peneliti, Pemilik @skinzie.you & @dapursimbok75, Co-founder Medina Farm), Drs. Sukardi, M.Pd. (Wakil Rektor III Universitas PGRI Palembang) dan Dr.L.R.Retno Susanti, M.Hum (Dosen Universitas Sriwijaya/Sejarawan dan Budayawan). Pendaftaran melalui tautan :https://s.id/lidigpalembang30september, Link Zoom:
https://us02web.zoom.us/j/4209362077.