Gandustv.com, Palembang – Lembaga Lembaga Kebudayaan Bumi Sriwijaya (LKBS) bersama Assosiasi Sales Travel Indonesia (ASATI) yang terdiri dari Sudirman , Ketua Lembaga Kebudayaan Bumi Sriwijaya (LKBS), Ketua Umum Assosiasi Sales Travel Indonesia (ASATI) M. Syukri Machmud , Christanto Wibisono , Sutradara dari Surabaya, Jawa Timur (Jatim) dan Harley Matair, seorang Sinematografi bersilaturahmi ke Istana Adat Kesultanan Palembang di Jalan Sultan Muhammad Mansyur nomor 776, 32 Ilir Palembang, Jumat (19/11) malam.
Rombongan tersebut disambut dan diterima oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn.
Turut hadir diantaranya Ketua Umum Forum Pariwisata dan Kebudayaan (Forwida) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel),Dr. Ir. Diah Kusuma Pratiwi, MT , Pangeran, R.M.Rasyid Tohir,S.H Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Jayo Syarif Lukman .
Lalu Pangeran Suryo Kemas A. R. Panji, penggiat budaya dari Direktorat Jendral (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wanda Lesmana, Youtuber Palembang yang juga Conten Creator Mang Dayat, Peminat sejarah Palembang Cek Jon.
Menurut Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.K kedatangan pihak Lembaga Lembaga Kebudayaan Bumi Sriwijaya (LKBS) bersama Assosiasi Sales Travel Indonesia (ASATI) yang terdiri dari Sudirman , Ketua Lembaga Kebudayaan Bumi Sriwijaya (LKBS), Ketua Umum Assosiasi Sales Travel Indonesia (ASATI) M. Syukri Machmud , Christanto Wibisono , Sutradara dari Surabaya, Jawa Timur (Jatim) dan Harley Matair, seorang Sinematografi akan membuat film- film dokumenter.
“Mereka berdua tertarik masalah kemelayuan sehingga membuat konsep dan membuat film dokumenter tentang melayu. Mereka datang ke Kesultanan Palembang Darussalam alhamdulilah bersama dengan pangeran-pangeran yang lain bisa mensuport kegiatannya mulai daripada pengertian dan menjelaskan identitas melayu sampai dengan bukti-bukti mengenai kemelayuan di Sumsel sehingga Sumsel juga pada saat ini menunjukkan bahwa Palembang sebagai ulu melayu yang akan mengikat melayu-melayu lain , bahwa mereka berasal dari Palembang ini,” katanya.
SMB mengaku dirinya sempat di wawancara namun belum membuat film dokumenter secara langsung.
“ Tapi mereka sedang mengambil data-data dan akan melihat kembali karena sekarang ini tahapan fase kolekting data, nanti mereka buat story boardnya , story boardnya sudah di bikin tapi dengan dengan tambahan data ini maka story boardnya bisa lebih cantik dan terakhir acara pembuatan film dokumenter apabila bagus mungkin dimasukkan dengan film kolosal,” katanya.
Sedangkan Ketua Umum Assosiasi Sales Travel Indonesia (ASATI) M. Syukri Machmud mengakui pihaknya sengaja bersilaturahmi ke Kesultanan Palembang Darussalam untuk mendapatkan data mengenai kemelayuan di Palembang terutama dari SMB IV.
“ Ada tiga program yang kami siapkan , pertama kita akan angkat kembali songket asli Palembang dan itu sudah kita atur dari resource hingga canel distribusi, disini nanti pelaku-pelakunya akan action bagaimana jadi songket ini dan akan melekat di milenial , nanti kita buat program namanya edo wisata tentang songket,” katanya.
Program kedua pihaknya ingin menghidupkan kembali Musi Tour yang akan dilengkapi kapal pesiar.
“ Tinggal nanti investornya entah dari mana, mungkin dari Bank Sumselbabel atau dari PT BA , Pusri dan lain-lain , yang penting kita punya ide ini kita sampaikan dulu nanti mereka akan tangkap dan dikapal itu akan ada pertunjukkan budaya , kita ingin mengangkat dul muluk disitu dan makanan yang ada dalam itu adalah makanan kita ,” katanya.
Terakhir pembuatan film yang mengangkat judul besar Nusantara Bangkit, berjudul leluhur bangsa melayu adalah Palembang
“Tapi startingnya di Palembang karena kita bicara nusantara ternyata melayu di balik nusantara, ketika kita bicara melayu, Palembang sendiri punya ulu melayu, “ katanya.
Pihaknya sudah memiliki sutradaranya dari , Surabaya, Jawa Timur yang juga membawa kameramennya serta tim produksinya .
“ Dalam film leluhur bangsa melayu adalah Palembang ini saya didaulat menjadi produser dan ini sudah kita sampaikan ke Asean lho, tujuannya bagaimana mereka itu berpikir tentang Palembang dia datang kesini ujungnya pariwisata,” katanya.
Dan pihaknya sambil jalan untuk filmnya sedang bergerak pembuatannya .
“ Kita harapkan sampai 31 Desember dia masuk Festival Asia Pasifik ini udah akan booming di luar tapi kalau untuk songket kita udah bagi tugas , sini yang berkerja bukan hanya LKBS tapi seluruh komponen temen-temen bergerak di bidang pariwisata dan budaya kita libatkan , makanya tadi ada ibu Diah dari Forwida, ada Idham dari Palembang Bangkit , dari zuriat Masagus, Masayu, Raden semua dilibatkan termasuk di Kesultanan Palembang Darussalam, karena ini milik kita bersama untuk Palembang,” katanya.