Gandustv.com, Palembang – Beredar pemberitaan sejumlah aktifis dan mahasiswa yang berada di Jakarta menggelar konferensi Pera terkait sumbang 2 T keluarga Akidi Tio.mereka mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolda Sumatera Selatan untuk dicopot dari jabatannya.
Menanggapi Konferensi Pers tersebut, aktivis yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Cinta Rakyat ( GENCAR) Indonesia Charma Afrianto sangat menyayangi sikap naif para aktivis dan mahasiswa tersebut yang mendesak pencopotan Kapolda Sumsel tersebut.
Charma bersama Gencar Indonesia tahu persis dengan Kapolda Sumsel Prof.Dr.Irjen.Pol. Eko Indra Heri, dari di lantik menjadi Kapolda Sumsel.
” Beliau orang baik, yang setiap hari berada ditengah-tengah masyarakat, turun ke lapangan ,beliau merangkul semua aktivis dan mahasiswa Sumatera Selatan untuk melakukan giat-giat sosial,.Jadi rasanya aneh jika ada mahasiswa yang ada di luar Sumatera mendesak pencopotan Kopolda Sumsel, ” ucap Charma Afrianto saat di wawancarai oleh awak media di Posko Gencar Jalan Trikora Palembang, Senin, (9/8/21).
Kasus Sumbangan ini memang berawal dari kepercayaan Eko Indra terhadap kredibilitas Prof. Hardi Darmawan yang seorang guru besar Universitaa Sriwijaya juga mantan Direktur RK. Chartas.dan dokter pribadi dari keluarga “Jika saja Prof. Hardi bukan siapa-siapa tidak akan mungkin Pak Eko Indra percaya, kerena tingkat kepercayaan yang tinggi pada orang yang ingin berbuat baik.maka ini terjadi,” jelas Charma.
Charma menjelaskan bahwa masyarakat, aktivis dan mahasiswa di Sumsel selama ini tidak ada yang menyalahkan secara pribadi Kapolda Sumsel, karena ini sumbangan untuk pribadi Eko Indra.
” Namun kealfaan beliau saat menerima sumbangan ini memakai baju dinas kepolisian dan bertempat di Mapolda Sumsel.ini dilakukan karena beliau ingin ada tranparansi,beliau tidak mau dicurigai masyarakat dan itikad baik bantuan pribadi ini untuk keperluan masyarakat Sumsel ,” beber Charma
“Jadi alangkah naif dan kontraditif dengan fakta yang terjadi dilapangan jika ada pihak-pihak yang ingin mendesak Kapolri untuk memecat Kapolda Sumsell. Bahkan menurut Charma masyarakat sumsel telah berimpati dan bangga pada Kapolda Sumsel,” lanjut Charma.
Sekali lagi jelas Charma, sebagai Ketua Umum DPP Gencar Indonesia, ia sangat menyayagkan sikap aktivis dan mahasiswa yang Taktis dan tidak tepat sasaran untuk mendesak Kapolri memecat Kapolda Sumsel.
Namun untuk kita ketahui beberapa hari yang Kapolda Sumsel Irjen.Pol. Eko Indra Heri menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan dari sumbangan Rp 2 triliun oleh keluarga almarhum Akidi Tio. Eko mengakui bahwa insiden tersebut terjadi akibat dirinya tidak hati-hati.
” Kegaduhan yang terjadi ini dikarenakan kelemahan saya. Ini terjadi karena ke tidak hati-hatian saya. Saya atas nama pribadi dan selaku Kapolda mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Bapak Kapolri, pimpinan di Mabes Polri, anggota Polri, masyarakat Sumsel, tokoh agama dan tokoh adat. Terutama Forkompinda Sumsel, Gubernur, Pangdam dan Danrem,” ujar Eko pada Kamis, 5 Agustus 2021. ( Santo )