Gandustv.com, Muba – Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) penghasil gambir terbesar di Sumatera Selatan (Sumsel). Namun petani gambir sering menimbulkan masalah mengenai persoalan limbah, baik daun maupun ranting gambir.
Limbah ini dihasilkan dari proses kegiatan pembuatan getah gambir. Sedangkan limbah gambir yang cukup banyak cenderung tidak memiliki lokasi pembuangan memadai. Sementara ini yang terjadi pembuangan libah getah gambir lebih banyak dilakukan pada lahan-lahan kosong yang ada di sekitar lokasi perkebunan gambir.
Untuk mengatasi masalah ini tiga orang dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya terdiri dari Dr. Tri Tunggal, Dr. Firdaus dan Ir. Yulius berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan limbah gambir dengan menciptakan mesin briket.
Peciptaan produk tersebut merupakan bagian dari Promgam Teknologi Diseminasi ke Masyarakat (PTDM) dari Skema Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi, BRIN.
“Gambir yang di Sekayu ini biasa disebut Gambo yang sangat tinggi katekin sehingga Gambo Sekayu ini memiliki kualitas mutu terbaik di Sumsel. Gambir jenis ini tidak dapat tumbuh dengan baik di tempat lain, selain di Muba”, ujar fasilitator utama Dr. Najib Asmani, Jumat (12/11)
Lebih lanjut menurutnya tanaman gambir jelas merupakan ikon Kabupaten Musi Banyuasin.
“Oleh sebab itu, dengan manfaat khasiat produk olahan gambir, maka tanaman gambir ini perlu dilestarikan dengan pengembangan inovasi dan teknolagi yang didesiminasikan.
Skema PTDM BRIN ini sangat penting untuk mengakselerasi proses hilirisasi produk gambir dalam inovasi teknologinya”, tutur Dr. Najib Asmani.
Penciptaan mesin briket untuk mengatasi semua limbah gambir jelas menjadi solusi terbaik dalam mengatasi masalah tersebut. Dengan mesin briket tersebut tidak ada lagi limbah proses pembuatan getah gambir yang tidak termanfaatkan.
“Kami sangat berterimakasih kepada BRIN dan Unsri beserta pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin karena telah memperhatikan petani gambir dan juga membantu masyarakat desa dalam pengembangan teknologi ini. Terus terang dengan adanya bekal pengetahuan untuk petani gambir ini, kami optimis untuk tetap melestarikan gambir dan menjadikan Indonesia sebagai eksportir gambir”, kata Mansyur, salah seorang peserta kegiatan yang mewakili Desa Toman.
Hasil riset pemanfaatan mesin pembuat briket ini dapat menekan biaya produksi pemrosesan pengolahan getah gambir.
“Ada sebesar 50 persen akan masuk sebagai input pendapatan petani gambir dari proses pengolahan limbah gambir ini,” kata Ir. Yulius sekaligus ketua tim riset Unsri.
Hal ini juga menurutnya dapat menyebabkan lingkungan lokasi pemrosesan getah gambir dan lahan kebun menjadi bersih sekaligus mengatasi dampak negatif dari sisa ranting dan daun gambir yang berbau.
Kegiatan selama tiga hari penuh yang dipusatkan di Desa Toman dari hari Senin hingga Rabu, 10-12 November 2021 mendatangkan antusias tinggi dari peserta kegiatan yang merupakan petani gambir Muba.
Terbukti selama tiga hari kegiatan peserta mengikuti pelaksanaan kegiatan pelatihan teknologi briket dengan memanfaakan pengolahan mulai dari ampas daun hingga ranting gambir yang menjadi limbah.
“Teknologi ini sangat penting untuk proses pembuatan briket dalam menghemat biaya produksi sekaligus bisa menjadi sumber pendapatan petani kami. Dengan adanya mesin penghancur yang mampu menyulap limbah gambir menjadi briket, maka harapannya petani gambir dapat memanfaatkan sebaik mungkin.
Selain itu, teknologi pengolahan limbah hasil pertanian ini ternyata dapapt dipakai juga untuk pembuatan pakan ternak, dan pupuk kompos sehingga dapat mendatangkan kesejahteraan petani kami” pungkas Akhmad Toyibir, SSTP., M.Si selaku Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin dalam penutupan acara, Jumat (12/111) di Desa Babat, Muba.