Gandustv.com, Ogan Ilir – Tanaman porang atau bahasa latinnya Amorphophallus muelleri B saat ini merupakan komoditas primadona karena memiliki popularitas tinggi.
Popularitas porang karena memiliki nilai ekonomi tinggi dalam meningkatkan pendapatan petani.
Nilai ekonomi tinggi ini tidak lepas karena porang di ekspor ke Jepang, Cina, Hongkong, Taiwan, Korea, Australia dan sebagainya berdasar tingginya kandungan glukomannan. Glukomannan banyak dimanfaatkan dalam bidang pangan, kesehatan seperti penyakit kolon, kolesterol, kanker dan diabetes, dalam bidang industri seperti pembuatan cat, tekstil, bahan negatif film, dan kosmetika.
Melihat potensi ekspor porang yang luar biasa di tingkat nasional tersebut tim peneliti Program Studi Agribisnis Universitas Sriwijaya (Unsri) mengadakan penelitian mendalam dalam usaha memperbanyak bibit dan keinginan untuk menjadikan P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya) Karya Tani di Tanjung Batu, Ogan Ilir (OI) sebagai sentra porang Sumatera Selatan (Sumsel).
Penelitian ini dilakukan oleh tiga orang dosen Program Studi Agribisnis Universitas Sriwijaya yakni Dr. Agustina Bidarti, Dr. Yulius dan Erni Purbiyanti, M.Si serta dibantu oleh delapan orang mahasiswa sejak bulan Maret 2021 hingga saat ini.
“Ekspor porang di Nusantara beberapa tahun belakang meningkat tajam.Namun produksi porang masih rendah di Sumsel. Artinya, popularitas tinggi porang ditingkat nasional, pada daerah Sumsel justru budidayanya belum populer”, kata ketua tim peneliti Dr. Agustina Bidarti.
“Ada dua hal minimnya penanaman porang Sumsel. Pertama, pengetahuan budidaya pembibitan serta rantai pasok porang di kalangan petani Sumsel masih minim. Kedua, persoalan terbesar petani dalam budidaya Porang di Sumseljuga terkendala pada belum adanya penyediaan dan perbanyakan bibit secara massal dalam waktu relatif singkat”, tambah pakar supply chain Unsri, Dr. Agustina Bidarti sore ini di P4S Tanjung Batu. Sabtu (2/10).
Selanjutnya pemilihan P4S Karya Tani Tanjung Batu tidak lepas karena memiliki lahan karet luas namun masih terbatas dalam pengadaan benih porang.
Padahal, porang dapat diusahakan sebagai tanaman dalam sistem agroforestri di selah karet. Sehingga perlu ada percobaan praktis dalam menanam porang yang potensial diselah karet pada P4S Karya Tani ini.
“Secara teoritis, perbanyakan tanaman porang dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, vegetatif menggunakan umbi batang. Kedua, dengan generatif melalui biji katak yang terdapat pada daun (bulbil) porang. Memang, untuk menjadikan bibit siap panen membutuhkan waktu antara 4-6 bulan”, ujar peneliti lainnya Dr. Yulius.
Selain itu, rendahnya produktivitas porang juga disebabkan periode pertumbuhan yang lama, di mana masa panen umumnya pada saat tahun ketiga setelah tanam. Oleh sebab itu,dibutuhkan perbaikan genetik porang dengan masa periode pertumbuhan pendek dan produksi bibit yang tinggi. Namun, sangat jarang ada kajian penelitian tentang perbaikan genetik porang seperti itu. Inilah yang kemudian dilakukan oleh Tim Agribisnis Unsri di P4S Karya Tani OI.
“Sebenarnya, ada teknik perbanyakan benih porang yang tepat dan cepat yakni dengan cara kultur jaringan (in vitro). Perbanyakan benih porang lewat kultur jaringan ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan biji dan umbi porang, karena biji dan umbi porang memiliki sifat poliembrio”, kata Dr. Agustina Bidarti.
Kultur in vitro dalam teorinya merupakan suatu teknik budidaya tanaman dengan memotong bagian tanaman seperti bagian organ, sel jaringan dan protoplas ke dalam media steril yang tembus cahaya untuk memudahkan fotosintesis.
Berdasarkan kondisi diatas, untuk mengatasi kekurangan benih porang. Maka tim peneliti Agribisnis Unsri melakukan penelitian mengenai alternatif perbanyakan bibit porang dengan teknik in vitro atau kultur jariangan di P4S Karya Tani Tanjung Batu OI. Teknik kultur jaringan dalam ujicoba ini dilakukan dengan menggunakan populasi elit terpilih untuk mengembangkan klon unggul yang diberi pemberlakukan pupuk Organic Plus Liquitermy Fertilizer produksi mandiri P4S Karya Tani.
Ketua P4S Karya Tani OI, bapak H. Muslim Yunus menyokong sepenuhnya kegiatan yang dilakukan oleh Tim Agribisnis Unsri dengan terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
“Saya sebagai petani merasa sangat berterima kasih kepada tim Agribisnis Unsri yang berkeinginan menjadikan P4S Karya Tani ini sebagai sentra porang di Sumsel. Saya melihat ada keseriusan tim ini dalam mengkaji secara mendalam mengenai teknik kultur jaringan ini. Saya sebagai petani juga dapat belajar dan ikut melakukan pengamatan serta membuat langkah-langkah strategi dalam memperbaiki budidaya porang. Terus terang saya mendapat ilmu dalam mengetahui media apa saja yang sesuai untuk menumbuhkan jaringan tanaman porang serta mengetahui konsentrasi masing-masing media, sehingga didapatkan tanaman porang yang unggul”, jelas petani berpretasi Sumatera Selatan ini dengan rasa bangga.
Pihaknya juga dengan para anggota P4S Karya Tani OI menyambut apa yang telah dirintis oleh Tim Agribisnis Unsri.
“Tidak saja menerapkan kultur jaringan namun mendesain supply chain porang ditempat kami. Bahkan juga akan membuatkan alat pencuci porang untuk P4S Karya Tani”, tutup Muslim Yunus yang merupakan petani dengan 6 hak paten serta menjadi narasumber diberbagai seminar dan diklat nasional ini.