BERITA  

Untuk Menyukseskan Kegiatan Pemecahan Rekor MURI, Ada Beberapa Langkah Yang Dilakukan Pemprov Sumsel Dan KADIN Sumsel

Gandustv.com, Palembang, – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., MSE yang diwakili oleh Kepala Biro (Karo) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel H Hengky Putrawan, S.Pt., M.Si., M.M memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Sponsor Ship acara Pemecahan Rekor MURI Kopi “Gerakan Minum Kopi Terbanyak Serentak di Pinggir Sungai” yang akan diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Provinsi Sumsel.

Turut hadir di dalam Rakor tersebut yakni Ketua KADIN Provinsi Sumsel H Affandi Udji, beberapa pengurus KADIN Sumsel, para Badan Usaha Milik Negara (BUMN), para Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada di lingkungan Provinsi Sumsel, dan lainnya. Adapun kegiatan ini sendiri dipusatkan di Ruang Rapat Sekretaris Daerah (Sekda) di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (8/7/2024).

Dikatakan Penjabat Gubernur Sumsel melalui Karo Perekonomian Setda Provinsi Sumsel H Hengky Putrawan, S.Pt., M.Si., M.M, di dalam Rakor tadi mengenai tentang Pemecahan MURI minum Kopi di pinggir sungai, jadi kita itu selama ini kopi Sumsel ini banyak produksinya dari Provinsi Sumsel tetapi dikenal di Indonesia atau di dunia luaran itu bukan kopi provinsi Sumsel.

Jadi sayang sekali kalau Sumsel punya kopi tapi yang dikenal oleh daerah lain, jadi itu tadi Sumsel akan menyelenggarakan minum kopi serentak di pinggir sungai dan memecahkan MURI.

“Jadi kita tadi minta dukungan kepada seluruh stakeholder baik BUMN, BUMD, dan perbankan untuk dapat membantu terselenggaranya kegiatan tersebut,” ujarnya.

Kemudian, harapannya sendiri kepada mereka agar bisa menjadi sponsor, untuk dapat membantu terselenggaranya kegiatan tersebut, di mana ini merupakan kegiatan yang pertama, kalau namanya pemecahan MURI itu yang pertama belum ada di tempat lain. Jadi kita mengadakannya pemecahan MURI, di mana akan ada 27 ribu peserta di 17 kabupaten/kota di provinsi Sumsel.

Di mana para BUMN, BUMD bukan hanya di Benteng Kuto Besak, tapi juga di kabupaten/kota, tapi kan melalui KADIN, jadi KADIN Sumsel juga kerja sama dengan kita dalam penyelenggaraan tersebut.

“Di mana para BUMN, BUMD yang ada tadi mendukung kegiatan tersebut, mereka tidak ada merasa keberatan untuk membantu kegiatan tersebut, dan mereka tidak ada keberatan sama sekali,” ungkapnya.

Dilanjutkannya, justru mereka mendukung, dan sangat senang karena bisa memajukan kopi Sumsel di mancanegara maupun lokal juga, serta domestik juga. Selama ini memang sudah Biro Perekonomian sangat mendukung dengan kerja sama Bank Indonesia, di mana mereka juga ada program kerja sama khusus kopi untuk memajukan produk lokal dari provinsi Sumsel.

Tujuannya adalah biar ada dampak, sehingga Kopi Sumsel ini di kenal, selama ini kan orang minum kopi Sumsel, tapi bukan dari Sumsel dianggap, padahal itu Kopi Sumsel, jadi itulah tujuannya.

“Jadi jangan sampai orang lain menganggap Sumsel itu tidak ada kopi, padahal yang mereka minum itu adalah Kopi dari Sumsel,” katanya.

Masih dilanjutkannya, makanya nanti kita buat juga sistematisnya dari perdagangan, jadi distribusinya kita atur, sehingga nanti selama ini kan memang Tengkulak yang langsung mengambil ke daerah masing-masing daerahnya, mungkin nanti ada Peraturan Gubernur atau Peraturan daerah (Perda) di kabupaten/kota tersebut, sehingga nanti juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Makanya kita buat sistem, dari sistem itu yang kita buat tersebut mungkin kerja sama dengan perbankan, dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), terus juga dengan koperasi, itu yang kita akan buat sistemnya nanti.

“Sehingga nanti terlihat dan membawa nama baik Sumsel keluar, dan kopinya juga keluar, jadi nama Sumsel terpakai, dan terus juga akan mendapatkan PAD karena membayar pajak, dan selama ini sudah tapi tidak seluruh atau belum optimal,” ucapnya.

Masih disampaikannya, untuk persiapannya sendiri sudah cukup memadai, kopi kita kan luas, lahan kita luas, jadi untuk produksi memang Sumsel ini banyak, karena penghasil produksi kopi juga di Sumsel juga rata-rata penghasil kopi. Jadi untuk provinsi Sumsel sendiri untuk kebutuhan kopi itu tercukupi bahkan kita bisa kasih keluar.

Outputnya sendiri banyak, yang pertama tadi yakni nilai kopinya bisa meningkat, kedua Sumsel mendapat nama, di mana selama ini kopi tidak di kenal dari Sumsel, tapi ke depan orang akan mengenal bahwa itu adalah kopi Sumsel.

“Sedangkan untuk ketiga adalah peningkatan pendapatan petani tadi, sehingga nanti mungkin kalau sudah di kenal terus mungkin peningkatan dari kualitasnya bukan hanya kuantitas saja, sehingga kopi Sumsel nilai jualnya pun tinggi,” imbuhnya.