BERITA  

Penyelamatan Naskah dan Manuskrip Kuno Asal Palembang dan Sumsel Harus Libatkan Semua Pihak


Gandustv.com, Palembang – Lembaga Kajian Naskah Melayu UIN Raden Fatah Palembang, Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan , Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI menggelar Launching dan Sosialisasi Aplikasi Manuskrip Negeri Palembang dengan tema , “ Eksistensi Naskah Kuno di Era Digital, Sabtu (20/11) di Hotel Wyindham, Palembang .

Dengan narasumber Dr Munawar Kholil M.Ag, ketua MANASSA (Masyarakat Pernaskahan Nusantara) Indonesia, Filolog Sumsel yang juga Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Dr. Nyimas Umi Kalsum, M. Hum dengan moderator Muhammad Daud MA.

Turut hadir diantaranya Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel, Mal An Abdullah, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang Dr. Endang Rochmiatun, M.Hum,sejarawan Palembang Kemas Ar Panji, pemilik naskah kuno Ustad Andi Syarifuddin, arkeolog dari Balai Arkeologi Sumsel Retno Purwati.

Filolog Sumsel yang juga Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, Dr. Nyimas Umi Kalsum, M. Hum mengakui saat ini kondisi naskah dan manuskrip kuno asal Palembang dan Sumsel kondisinya memperihatinkan dan sangat butuh sinergi semua pihak terutama Gubernur Sumsel dan DPRD Sumsel dalam penyelamatannya.

Nyimas Umi Kalsum mengaku pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Kepala Dinas Pariwisata Sumsel Aufa Sarkomi dan Kepala Museum Negeri Sumsel Balaputra Dewa Chandra Amprayadi untuk segera menyikapi dan menyelamatkan naskah kuno dari Palembang dan Sumsel ini.
“Untuk mewujudkan kekayaan kita yang lama ini bisa direspon oleh pemerintah apalagi naskah dan manuskrip kuno dari Palembang dan Sumsel rentan punah , jadi kita jati diri kita ini ada tidak hilang di makan oleh waktu ,” katanya.

Sedangkan Dr Munawar Kholil M.Ag mengakui sekarang ini tidak mungkin dalam penyelamatan naskah dan manuskrip kuno ini tanpa melibatkan stekholder terkait.
“ Harus ada kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak termasuk media, enggak mungkin kita bergerak tanpa ada media, tapi itu tadi ada persoalan semalam saya saya ngobrol dalam perjalanan , dimana disatu sisi kadang-kadang ada orang atau pihak-pihak yang memiliki dana yang besar tapi disisi lain ada orang yang memiliki gagasan tapi tidak ada dana tapi bagaimana menghubungkan ini,” katanya.

Sinergitas seperti ini menurutnya wajib dilakukan dan itu pihaknya lakukan dengan berbagai pihak dengan lembaga.
“ Saya selalu mengatakan, kalau bisa kalau kita bisa kerjakan di dalam negeri sendiri kenapa harus melibatkan pihak asing sih dan pemerintah kita saya kita memiliki perhatian besar dan dalam UU No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan sebenarnya kebawahnya ada kearsipan dan perpustakaan daerah yang kadang-kadang mereka juga baca ada enggak karena disana ada hak dan kewajiban masyarakat, pemerintah , dan di Undang-Undang Kemajuan Kebudayaan dipertegas bagaimana peran pemerintah dipusat dan di daerah , kota dan kabupaten,” katanya,

Namun persoalannya menurutnya banyak sibuk persoalan di luar seperti urusan politik dan sebagainya.
“ Tolong diingatkan dan disini juga peran media yang besar sekali mendukung ini ,” katanya.