BERITA  

Kegiatan Online Harus Miliki Kecakapan Digital Yang Baik


Gandustv.com, Palembang – Semua kegiatan manusia dilakukan secara online atau digital terutama saat pandemi covid 19. Untuk itu kita harus memiliki kecakapan digital yang baik.

Bagaimana caranya?
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kota Palembang yang digelar Senin (8/11) pukul 09.00 – 12.00 dengan tema “Pentingnya Memiliki Skill Digital di Masa Pandemi Covid 19” memberikan pencerahan tentang pentingnya memiliki digital skill.

Narasumber yang dihadirkan di antaranya Ulez Hulaesuddin (Founder @makanhalalbogor, Co-Founder @brii_story), Dian Ikha Pramayanti, S.Pt., M.Si (Dosen dan Penulis), Aliyuddin Asral, S.Pd., M.Si. (Kepala SMA Olahraga Negeri Sriwijaya) dan Primos Sarkol, S.Pd (Kepala SMP Negeri 41 Palembang).
Dipandu Moderator Hafidz Dzaki, webinar berlangsung seru dengan diikuti sebanyak 636 peserta dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, pendidik dan dari kalangan umum.

Tak lupa, Key Opinion Leader Andromeda yang juga asli Wong Plembang @andromeda_mercury (Host TV Nasional, Jurnalis) pada kesempatan ini juga kembali berbagi tips dan pengalaman.

Andromeda Mercuri, presenter yang pada kali ini pun bersemangat membagi pengalaman dan memberikan tips bagi para peserta. Wong Palembang ini juga kembali menyapa peserta di wilayah Kota Palembang. “Kita orang digital yang nakal, semua dikeluarkan tanpa berpikir lagi, itulah yang sangat dikhawatirkan terjadi terutama di kalangan remaja. Jadi berhati-hatilah dan selalu ingat bahwa ketika berselancar di dunia maya, itu seluruh dunia dapat melihat, memantau bahkan menjadi polisi bagi apa yang kita tulis, kita share dan kita lakukan,” ujar Andromeda.

Ulez Hulaesuddin (Founder @makanhalalbogor, Co-Founder @brii_story) yang mendapat kesempatan pertama menjadi narasumber kali ini mengemukakan banyak hal selama 20 menit. Ulez memaparkan tiga hal dasar pengetahuan keterampilan pokok dalam dunia kerja. “Kuasai bidang komunikasi digital semua flatform. Selanjutnya kuasai kecerdasan di dunia digital SCiber sekurity dipelajari juga. Kata kunci apa yang dicari. Skill, pengetahuan dan peluang di flatform online. Toko online dengan bagaimana kuasai cara marketing. bisa juga jadi konten kreator, supervisor dll sesuai fesyen masing-masing. Saya adalah penggemar gratisan, di facebook yang bisa diakses belajar facebook marketing mengenai bagaimana jadi manager, bagaimana kelola akun facebook, bagaimana memanaj iklan di IG dan sebagainya. Bagaimana belajar supaya tak ribet dengan kejaran iklan yang selalu tampil. Selanjutnya bisa belajar tentang programmer, pengembangan karier bahkan ada yang juga memberi sertifikat dari Google,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, bisa juga follow akun-akun yang berfaedah yang relevan dengan kita. “Masa depanmu adalah milik orang-orang yang haus akan pengetahuan. Tak takut mencoba untuk hal-hal yang baru dan mengimprovisasikan.

Narsum membakar semangat peserta webinar dengan berbagai hal positif yang bisa didapatkan di dunia digital,” tambahnya.

Dian Ikha Pramayanti, S.Pt., M.Si (Dosen dan Penulis) sebagai narasumber kedua yang membawakan materi tentang Keamanan Digital. Beliau dosen dan penulis. “Media sosial seperti pisau bermata dua. Positif ktia bisa buat karya-karya yang bemanfaat, hal yag prodktif dan menghasilkan uang. Bisa menghasilkan hal-hal baru, kreativitas yang bisa ditumbuhkan. Kita punya tempat untuk menyimpan karya kita. Bisa beradaptasi sebagai sarana belajar, bisa menggunakan tiktok dan bisa berteman dengan siapa pun. Sarana komunikasi dan hiburan. Selanjutnya game dan sebagainya,” katanya.

Selanjutnya dampak negatif, ganggu kesehatan mata, ganggu emosional, selanjutnya pengaruh perilaku terutama dalam hal negatif, kurangi waktu untuk konsen belajar misal dengan aktif main game online, timbul kejahatan di dunia nyata dengan cybercrime. Selanjutnya, sulit memahami karakter seseorang karena jarang bertemu muka langsung. Selanjutnya, penipuan online pun sangat rentan dari sisi negatif dunia online ini. “Tahun 2021 data yang paling banyak di download adalah tiktik. TIktok belum ada filternya sehingga apa pun yang masuk belum bisa disaring. Hati-hati dengan Tiktok ya karena tidak semua yang ditampilkan bersifat berfaedah,” ujarnya.

Selanjutnya tantangan dunia digital dipaparkan Narsum dengan beberapa hal di antaranya banyaknya pengaruh yang tiba-tiba masuk. Misalnya efek babel filter. Misalnya pesan berantai yang menjebak karena dikirim orang yang sudah kita kenal tapi kita lupa mengecek kebenarannya. Dengan jempol klik klik bisa berujung konflik tapi sebaliknya dengan sekali pencet bisa dapat informasi positif.
Digital savety untuk apa? Supaya aman berinteraksi di dunia sosial online. Kita berinteraksi juga dengan sesama manusia jadi tidak menutup kemungkinan juga terjadi hal-hal seperti masuknya kesempatan penipuan, pencemaran nama baik, kesempatan cyber bullying dan cyber crime. Kalau mau aman maka gunakan pengamanan-pengamanan seperti kode pasword yang aman dan tidak mudah diretas misalnya kombinasi angka dan huruf. “Ini untuk menjaga orang lain tidak mudah menebak atau coba-coba membukanya. Selanjutnya, bisa update antivirus dan finger print. Di sisi lain, jangan pernah gunakan wifi publik ketika bertransaksi online,” ujar Dian yang juga mewanti-wanti agar jangan mudah tergiur dengan yang gratis-gratis dengan iming-iming.

Dian juga mengingatkan update sistem yang dilakukan sistem informasi secara berkala. Amankan media sosial mu seperti engkau mengamankan diri dan pribadimu.

Aliyuddin Asral, S.Pd., M.Si. (Kepala SMA Olahraga Negeri Sriwijaya) sebagai narasumber ketiga pada kesempatan ini membawakan materi tentang Budaya Digital. Budaya Digital yang dipaparkan selama 20 menit. “Dunia digital tempat kita berivonasi dengan hal-hal yang baru. Dalam proses budaya digital kita terus berkembang. Media sosial dengan berbagai hal seperti pendidikan online, belanja online dan sebagainya yang masuk dalam budaya baru. Ini diterapkan tapi tanpa menghilangkan budaya lama. Narsum juga menyebutkan kondisi pasar tradisional yang banyak tutup karena masyarakat lebih kepada budaya baru yaitu belanja online. Ini seharusnya tak terjadi dengan bagaimana memodifikasi perpaduan dunia dunia ini sehingga offline dan online bisa berjalan bareng. Digital culture atau tatanan baru harus diikuti juga.Definisi budaya digital disebutkan narsum dengan menghasilkan hal baru tanpa mengenyampingkan hal lama. Kita punya tata krama yang baik,” katanya.

Primos Sarkol, S.Pd (Kepala SMP Negeri 41 Palembang) sebagai narasumber keempat juga selama 20 menit memaparkan materi tentang Etika Digital. Primos mendefiisikan etika digital sebagai Etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar. “Secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat,”ujarnya.

Menurutnya, Digital atau lebih sering disebut digitalisasi adalah bentuk perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital. Digitalisasi ini sudah terjadi sejak tahun 1980 dan masih berlanjut hingga saat ini. Era digital muncul karena adanya revolusi yang mulanya dipicu oleh sebuah generasi remaja yang lahir pada tahun 80-an. Kehadiran digitalisasi ini menjadi awal era informasi digital atau perkembangan teknologi yang lebih modern. Digital adalah bentuk modernisasi atau pembaharuan dari penggunaan teknologi di mana sering dikaitkan dengan kemunculan internet dan komputer. Dimana segala hal dapat dikerjakan melalui suatu peralatan canggih tersebut untuk memudahkan urusan masyarakat. Dengan adanya revolusi digital inilah yang mendorong cara pandang seseorang dalam menjalani kehidupan yang semakin canggih saat ini. “Manfaat Era digital sebagai globalisasi yaitu proses integrasi internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran, produk dan aspek-aspek kebudayaan lainnya karena adanya kemajuan infrastruktur telekomunikasi internet dan transportasi,” kata Primos.

Etika digital yang wajib dikuasai disebutkan Primos antara lain Ingatlah keberadaan orang lain, Berpikir dulu sebelum berkomentar, Gunakan bahasa yang sopan dan santun, Menjadi pembawa dalam diskusi yang sehat, Jangan menyalahgunakan kekuasaan, Hormati waktu dan bandwidth orang lain, Bagilah ilmu dan keahlian, Hormati privasi orang lain, Maafkan jika orang lain membuat kesalahan, dan Taat pada standar perilaku online yang sama kita jalani dalam kehidupan.

Webinar menayangkan Lagu Indonesia Raya yang diikuti semua peserta webinar dan dilanjutkan dengan penayangan video keynote speech yaitu Semuel A Pangerapan, Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kemenkominfo RI.

Lantas keynote speech kedua disampaikan Walikota Palembang H Harnojoyo yang mengapresiasi penyelenggaraan webinar tersebut.

Lebih lanjut dalam sesi tanya jawab, moderator mempersilakan empat penanya terpilih untuk menyampaikan pertanyaan secara langsung kepada keempat narasumber secara berurutan. Karena antusias peserta cukup tinggi untuk bertanya, moderator juga memilih enam penanya lagi untuk berkesempatan mendapat hadiah langsung berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp 100 ribu.

Suryati Ali selaku Runner Literasi Digital wilayah Palembang Sumsel membenarkan bahwa webinar yang digelar Kemenkominfo RI bekerjasama dengan Pemkot Palembang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel diikuti secara daring ada 636 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, dosen dan kalangan umum. “Alhamdulilah kita terus berharap antusias masyarakat masih tetap tinggi dalam rangka literasi digital ini. Semoga bermanfaat bagi masyarakat banyak dalam mendukung program pemerintah cerdas berinternet dengan Program Webinar Literasi Digital yang digelar Kemenkominfo RI ini,” ujar Suryati, Senin (8/11).

Selanjutnya. webinar Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 Kota Palembang akan digelar kembali Selasa 9 Nopember 2021 pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.00 dengan tema “Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah” dengan menghadirkan narasumber di antaranya Ir. Prayudi Widyanto,MM (Professional Bussiness Coach), Inna Dinovita, S.TP (CEO Saesha Cantika Indonesia), Widya Fransiska Febriati Anwar, ST., MM., Ph.D (Dosen Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya) dan Arief Setiawan, S.Pd (Guru SMP Negeri 50 Palembang).
Pendaftaran melalui tautan : https://s.id/lidigpalembang9november, Link Zoom:
https://us02web.zoom.us/j/3679338663.

Penulis: Ali GoikEditor: Redaksi