BERITA  

Media Sosial Sebagai Sarana untuk Belajar Online


Gandustv.com, Palembang – Belajar online kini menjadi kebutuhan masyarakat saat . Media sosialnya pun bisa digunakan juga untuk belajar dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kota Palembang yang digelar, Rabu (6/10) pukul 09.00 – 12.00 mengangkat tema “Media Sosial sebagai Sarana untuk Belajar Online” merupakan Program Pemerintah RI di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan perpanjangan tangan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI.
Program pencerdasan bangsa dengan memanfaatkan media digital ini bertujuan untuk meliterasi masyarakat menjadi cakap digital.


Pencerahan kali ini dengan menghadirkan beberapa narasumber di antaranya Dr. Desi Rahmawati, M.Pd ( Akademisi Bid.Manajemen Pendidikan), Dr (C) Rr Vemmi Kesuma Dewi, Mpd (Akademisi Bid.Pendididikan dan Praktisi Pendidikan Ramah Anak), Fauzy, S.Pd., M.Si. (Kepala SMA Pusri Palembang) serta Ermini, S.H., M.M (Dosen Universitas PGRI Palembang).
Moderator Ayu Irti dengan kepiawaian memainkan kata, suasana webinar kali ini cukup menarik perhatian sekitar 800-an peserta. Apalagi Chika Audhika sebagai key opinion leader juga mampu menghadirkan nuansa berbagi dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya.

“Banyak sekali yang bisa dimanfaatkan dari dunia digital. Ada 10 pekerjaan yang berhubungan dengan dunia digital . Ini artinya lahan yang bisa dimanfaatkan. Ikut webinar ini banyak sekali manfaat dengan mendapat informasi dan peluang.

Tips-tips yang diberikan bisa membuat saya lebih terbuka lagi. Kita perkenalkan bisnis kita di ruang digital dengan dunianya juga lebih luas. Digital adalah media yang paling mudah dan murah untuk mempromosikan sesuatu. Kita bisa kembangkan usaha kita dengan skup luas dan peluang yang juga luas. Ratusan peserta mari kita buka hati dan mata. Indonesia sudah membuka peluang untuk kita semua dengan memanfaatkan peluang dunia digital ini. Hilangkan hal yang negative mari kita manfaatkan yang positif,” ujar Chika, @chikaaudhika (Co-Founder & CMO of Bicara Project).
Dr. Desi Rahmawati, M.Pd ( Akademisi Bid.Manajemen Pendidikan) yang merupakan pemateri pertama pada kesempatan ini selama 20 menit memaparkan materi.

“Webinar yang luar biasa ya sudah mencapai 500 pada hari ini. Media sosial sebagai sarana untuk belajar online ya dan kita juga masih memperingati hari guru internasional itu untuk mencetak hasil karya mahasiswa-mahasiswa Ibu bagaimana dia Ekspresikan kreativitasnya kemampuannya di media sosial yaitu di YouTube. Tapi gurunya itu dengan sabar meskipun bapak ibu ya yang diberikan oleh panitia pada hari ini adalah saatnya peserta didik dan guru terampil belajar daring. Saya dari Universitas Negeri Jakarta dah salah satu mata kuliah yang saya itu adalah profesi pendidik dan tenaga kependidikan Jadi bagaimana mengajarkan mendidik calon-calon tenaga pendidik dan tenaga kependidikan ini ini menjadi penting.
Ternyata memang berdasarkan hasil survei yang dirilis Januari 2021 bahwa Indonesia ini paling banyak media sosial yaitu yang pertama adalah YouTube sebanyak 93,8% diikuti yang lain. Berbagai tips diberikan Desi di antaranya gunakan medsos untuk hal-hal yang sesuai kebutuhan. Hati-hati dalam mencerna informasi. Teliti dulu apakah dari sumber yang sudah terpercaya. Jangan terpancing dengan judul yang bombastis yang tiba-tiba muncul di perangkat ponsel atau computer kita yang sengaja untuk memancing kita terjebak membuka konten itu lebih jauh. “Padahal ini bisa jadi jebakan ke hal-hal negatif dan ada kemungkinan akan berbuat kejahatan. Selanjutnya bagi para pendidik, berusaha bagaimana memperoleh nilai positif dari dunia digital. Desi juga memberikan kesimpulan di antaranya Orang tua dan guru harus mengawasi mendampingi anak-anak saat aktivitas dalam dunia digital dan harus terlibat di dalamnya remaja harus terus memotivasi untuk memandang menjadikan kita sebagai orang tua.

Narasumber kedua, Dr (C) Rr Vemmi Kesuma Dewi, Mpd (Akademisi Bid.Pendididikan dan Praktisi Pendidikan Ramah Anak) yang juga secara gamblang memaparkan materi selama 20 menit. “Media digital merupakan bentuk media elektronik dan tidak menyimpan data dalam bentuk analog. Pertumbuhan media digital di Indonesia dapat dilihat dari penggunaan internet yang meningkat dari berbagai kalangan,” ujar Vemmi memulai pemaparan.

Menurutnya, sebagai pengguna media digital, sudah harus berpikir bagaimana memanfaatkan hal-hal positif. “Dilakukan di mana pun dan kapan pun positif dari era globalisasi digital khususnya bagi ilmuwan budaya ataupun yang suka dengan kebudayaan akan memperoleh ilmu pengetahuan mengenai kebudayaan dari para pakar ujian dari blog web dan sejenisnya baik secara cuma-cuma maupun membeli secara langsung melalui media online juga dapat dilakukan oleh para penyair budayawan seniman ilmuwan budaya dan kalangan mereka baik yang sifatnya formal maupun informal dengan berdiskusi sebelumnya untuk membentuk hal-hal yang baru di dalam budaya ini tentunya kami selaku para pendidik di sebagai pelaku pendidik di tingkat SMA tentunya melalui guru-guru kami melalui pertama dengan berbagai pihak yaitu teknologi digital ini secara bijak sehingga menjadikan banyak dampak positif ,” ujarnya.

Fauzy, S.Pd., M.Si. (Kepala SMA Pusri Palembang), Narasumber ketiga, menyebutkan setiap manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial siapapun kita, kita selalu berinteraksi dengan yang namanya digital digital. Kita hanya berbicara di ruang digital tapi yang perlu kita ingat ketika kita berbicara di ruang itu, etika perlu dijaga. “Jangan pernah menyebarkan akun-akun yang tidak bermanfaat atau bisa memicu atau apa ya Atau malah dapat membuat mudah menerima kita ada di sana itu yang harus kita ketahui yang harus kita pahami dan kemudian kita laksanakan sehingga kita menjadi orang yang baik didalam kita melaksanakan atau hal-hal yang lain yang ada di ruang pembelajaran digital. Perlu dipahami saat berinteraksi di dunia digital perlu tahu siapa yang kita hadapi. Selanjutnya, ketika kita berikan komentar ini menyinggung orang lain atau tidak, bermanfaat atau tidak dengan bahasa yang sopan dan orang yang mempunyai kepribadian kita yang mencerminkan kepribadian yang kita miliki,” ujar Fauzy yang juga menyarankan agar para pendidik harus member contoh perilaku yang baik di depan anak didik.

“Jadi jangan pernah terlambat apalagi kalau gurunya terlambat maka itu akan memberi contoh yang tidak baik. Di dunia online juga begitu, yang masuk itu akan mengganggu secara online yang sudah ada yang sedang berlangsung biasakan tepat waktu ya sehingga kita akan dinilai orang adalah individu yang selalu disiplin. Kemudian jangan lupa memperkenalkan dan menyapa, “ tambahnya.

Narasumber keempat, Ermini, S.H., M.M (Dosen Universitas PGRI Palembang) yang membawakan materi tentang Etika di Ruang Pembelajaran Digital Menuju Smart User. Ermini memulai dengan contoh perilaku ketika melakukan kegiatan proses belajar mengajar dengan adanya interaksi guru dan murid. “Seorang guru mengingatkan kepada peserta didiknya untuk menghidupkan kameranya karena guru bisa memantau apa kegiatan masing-masing muridnya. Sebaliknya, matikan microphone ketika guru sedang menjelaskan pelajaran atau berbicara. Ini contoh etika yang harus dikedepankan,” ujarnya.

Selanjutnya, Ermini juga menyarankan agar suara- suara yang sangat mengganggu ruang digital ketika sedang berinteraksi bagusnya dihindari. Untuk itulah, perlu ruangan yang khusus jauh dari aktivitas sekitar ketika sedang berinteraksi di dunia digital yang mempergunakan suara.

Selanjutnya Ermimi juga menyarankan agar biasakan mengucapkan terima kasih di akhir sesi. “Ya jadi orang akan merasa dihargai Bagaimana seorang guru seorang murid mahasiswa atau dosen melakukan pembelajaran dengan baik artinya sangat berperan sebagai pengendali dan kontrol di era digital.

Webinar yang secara nasional sudah dibuka oleh Presiden Joko Widodo, yang sengaja bertujuan mencerdaskan masyarakat Indonesia ini, tetap diselenggarakan dengan memberikan fasilitas gratis kepada seluruh peserta bahkan para peserta diberikan e-sertifikat dari Kementerian Kominfo dan juga bagi peserta yang beruntung akan mendapatkan voucher menarik dari panitia.

Dukungan penuh pun diberikan Pemerintah Kota Palembang melalui Walikota Palembang H Harnojoyo SSos yang dengan setiap menjadi Keynote Speech pun pada kesempatan ini tetap antusias menyemangati peserta webinar yang mayoritas warga kota Palembang.

“Saya mendukung kegiatan ini sebagai sebuah pencerahan. Bijak gunakan media dan makin cakap digtal Indonesia. Saya sebagai Walikota Palembang sangat mengapresiasi kegiatan yang sudah dimulai pada Mei 2021 dan berakhir hingga Desember 2021 mendatang,” ujarnya.

Webinar ini dibuka moderator dengan dilanjutkan menayangkan Lagu Indonesia Raya yang diikuti semua peserta webinar. Selanjutnya dengan penayangan video keynote speech yaitu Semuel A Pangerapan, Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kemenkominfo RI.

Lebih lanjut dalam sesi tanya jawab, moderator mempersilakan empat penanya terpilih untuk menyampaikan pertanyaan secara langsung kepada keempat narasumber secara berurutan. Karena antusias peserta cukup tinggi untuk bertanya, moderator juga memilih enam penanya lagi untuk berkesempatan mendapat hadiah langsung berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp 100 ribu.

Suryati Ali selaku Runner Literasi Digital wilayah Palembang Sumsel membenarkan bahwa webinar yang digelar Kemenkominfo RI bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel diikuti secara daring oleh 800-an orang peserta dari mahasiswa dan pelajar. “Terima kasih atas kepercayaan masyarakat untuk selalu menjadi peserta pada webinar yang kami selenggarakan ini. Mudah-mudahan di webinar selanjutnya, masyarakat masih tetap setia menjadi peserta dalam rangka pencerahan dalam program Webinar Nasional Literasi Digital Kemenkominfo 2021 khususnya di kota Palembang,” ujar Suryati, Rabu (6/10).

Selanjutnya, webinar Literasi Digital Kemenkominfo RI akan digelar kembali pada Kamis 7 Oktober 2021 pukul 09.00 – 12.00 dengan tema Cerdas Memanfaatkan Ruang Digital Untuk Pembelajaran yang menghadirkan empat narasumber berkompeten antara lain Dr Arwan MPdI (Dosen UIN Palembang) dan Dra Hasnarita MPd (Kepala MTS Negeri 1 Palembang).