BERITA  

Racun Sianida kembali mengancam keselamatan masyarakat


Gandustv.com, Buru,Maluku, Akibat dari aktifitas penambangan pengolahan emas dengan metode perendaman diareal bekas Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) Gunung Botak, kembali ditemukan adanya virus racun sianida yang dapat mengancam keselamatan masyarakat yang sementara beraktifitas diareal aliran sungai Anahony, Senun, (18/4/2022).

Virus ini ditemukan diseputaran bekas pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) Gunung Botak yang mana air yang biasanya berwarna putih bersih kembali berubah warna biru Karna sudah tercemar (terkontaminasi) dengan virus racun sianida yang nantinya akan mengancam keselamatan manusia serta merusak lingkungan sekitarnya.

Paskah penertiban yang dilakukan pada hari sabtu, (02/4/2022) masih ada saja bak-bak rendaman serta tenda para penambang yang dibongkar kemudian dibakar tetapi ada juga yang tidak terbakar (tidak dibongkar) oleh Tim Penyisiran. Kemudian para penambang juga banyak yang masih beraktifitas seperti biasanya dan tak mau meninggalkan areal bekas Pertambangan Emas Tanpa Ijin ( PETI ) Gunung Botak.

Dari hasil pantauan media ini dilokasi bekas Pertambangan Emas Tanpa Ijin, (PETI) Gunung Botak minggu (03/4/2022) s/d (17/4/2022) ada temuan Virus yang membahayakan yang diakibatkan dari Racun Sianida yang dipakai oleh para penambang dalam aktifitas pengolahan emas dengan metode rendaman, virus tersebut kini telah memasuki aliran sungai Anahony dan disaat musim hujan virus racun sianida ini akan masuk ke teluk Kaeily.

Wakil ketua pemuda satu adat Dusun Kotbesy, Kecamatan Waelata, kabupaten buru Jhon K. Manuputty saat diwawancarai di areal bekas Pertambangan Emas Tanpa Ijin ( PETI ) Gunung Botak mengatakan bahwa, dia turut memberikan apresiasi kepada tim penyisiran kemarin.

“Saya sangat mengapresiasi kepada tim penyisiran, dan saya meminta kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi, Kapolri Jenderal Litsyo Sigit Prabowo dan Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif melalui Kapolres Pulau Buru dan Kapolsek Waeapo beserta jajarannya untuk segera mungkin melakukan penyisiran ulang dan juga harus menutup aktifitas para penambang diareal bekas Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) Gunung botak,”Pintanya.

Manuputty menambahkan, ia juga tidak mau terulang lagi virus sianida pada paskah aktifitas di tahun 2018 silam, dan apabila ada penambang yang dengan sengaja melakukan kegiatan apapun diareal bekas Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) Gunung Botak harus ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Lanjut Manuputty, Kemudian apabila tidak ada penindakan hukum, saya secara kelembagaan akan menyurati Presiden RI Bapak Jokowidodo , Kementrian ESDM KLHK, MARITIM dijakarta. Untuk menutup total areal bekas Pertambangan emas tanpa ijin (PETI) Gunung Botak yang kemudian sudah tercemar oleh virus racun sianida yang nantinya akan merusak lingkungan disekitarnya,”Ungkap Manuputty kepada awak media ini.

Manuputty juga sangat mendukung program dari tokoh-tokoh Kep Soa dan Kep Adat terkait kegiatan pertambangan yang sistimnya kearipan lokal dan ia mengutuk keras aktifitas pengolahan emas sistim rendaman diatas puncak bekas pertambangan emas tanpa ijin (peti) Gunung botak ini adalah kepentingan oknum-oknum tertentu yang nantinya masyarakat adat dijadikan kambing hitam dan jagan ada kata kami hanya bisa menutup mata dari aktifitas tersebut.

Sampai berita ini diterbitkan masih ada saja aktifitas dikali anahony, wasboli, sampeno dan diatas puncak bekas Pertambangan emas tanpa ijin (PETI) Gunung Botak, Kapolres Pulau Buru saat dikonfirmasi pihak media ini, tidak memberikan tanggapan apapun terkait racun sianida yang sangat meresahkan warga setempat.